Powered by Blogger.
Home » » Prinsip Hidup Abuya

Prinsip Hidup Abuya

Dialog pagi seorang Ayah dan Anaknya yang baru saja memperdengarkan hafalan Al Qur`annya kepada sang Ayah
------------

Nak, tolong ambilkan kitab Abuya yang di rak buku. Di pagi yang cerah ini Abuya ingin sekali membaca kitab Al Umm, karya Imam Syafi`i, Nak. Sudah lama Abuya tidak membukanya. Di dalamnya banyak catatan Abuya saat jadi santri pemula di Al Azhar dulu. Kitab gundul kata orang kampung kita Nak, kertasnya kuning dan tulisannya tidak berbaris. Bahasanya bukan bahasa ibu kita. Butuh perjuangan panjang untuk bisa membaca dan memahami karangan ulama yang dikarang ratusan bahkan ribuan tahun lalu itu. Tapi, sebelum Abuya membaca buku ini, ada hal penting yang ingin Abuya pesankan Nak.

Nak, Coba sejenak engkau perhatikan hamparan sawah menguning di depan sana! Layangkanlah pandanganmu sejauh-jauhnya dan lihatlah apa saja yang bisa engkau lihat. Apa yang engkau lihat disana nak? Tidak banyak Abuya, yang ananda lihat hanya satu Abuya. Apakah itu wahai ananda sayang? Dengan tenang dan sambil menatap jauh kedepan Abuya menjawab, Apapun yang ananda lihat semuanya menunjukkan bahwa ada Allah Yang Maha Sempurna, Maha Tinggi, Maha Berkuasa dan Maha segala-galanya. Hanya itu Abuya, tidak lebih! Abuya terdiam lama dan segaris bening mengalir di pipinya yang sudah keriput dimakan usia.

Abuya tersentak dan heran. Ada apa Abuya? Ada yang salah dengan jawaban ananda? Atau ada beban berat di pikiran Abuya? Maafkan ananda yang kurang sopan, Abuya. Tidak anakku. Tidak ada yang salah. Tidak ada beban pikiran bagi Abuya. Abuya bersyukur kepada Allah dan bangga dengan jawabanmu tadi Nak! Abuya sama sekali tidak menduga jawabanmu seperti itu Nak. Sungguh Abuya bahagia sekali pagi ini Nak. Gumam Abuya haru dengan mata berkaca-kaca. Abuya, itu jawaban yang sering diulang-ulang ummi di awal pagi saat ananda berdecak kagum melihat alam nan elok, Abuya. Lanjutku dengan sedikit kebingungan. Subhanallah! Jawab Abuya lirih. Abuya bersyukur dan sangat bahagia punya kalian. Abuya memang tidak punya apa-apa Nak, hanya punya cinta dan sedikit ilmu untuk kebaikan kita. Mudah-mudahan juga untuk umat

Abunya begitu berterima kasih kepada Ummimu nak. Abuya sangat beruntung punya pendamping ummimu. Selalu ada senyum di bibirnya dan tidak pernah mengeluh dengan berbagai macam tipe kehidupan yang kami lalui. Selalu tabah dan bersyukur Nak. Ummimu tidak banyak bicara, hanya banyak berbuat dan memberi kekuatan. Ummimu juga lebih suka bermain bersama kalian dan mendiktekan cerita-cerita teladan orang-orang besar, sejarah dan kisah hikmah untuk membentuk adab kalian Nak. Benar kata Abu Aswad Al Dualy yang pada suatu hari berkata kepada anak-anaknya: Aku telah berlaku ihsan/memberikan pendidikan terbaik kepada kalian saat kalian kecil dan saat kalian besar. Begitu juga saat kalian belum lahir. Anak-anaknya menjawab; bagaimana cara engkau berbuat baik kepada kami sedangkan kami belum lahir? Beliau menjawab; Aku telah memilihkan untuk kalian seorang ibu bagi kalian.
Kemudian Abuya menarik nafas panjang dan menikmati secangkir air panas ditambah dengan madu buatan ummi.

Nak. setelah ikrar suci Abuya lafazkan di masjid Al Azhar Kairo, tidak banyak yang bisa Abuya persembahkan untuk ummimu dan kalian Nak. Di malam pertama dulu, kami hanya menancapkan prinsip hidup yang tidak muluk-muluk. Prinsip dan pola hidup yang jarang dipilih oleh orang banyak, Nak. Setelah menyelesaikan studi di Al Azhar, Abuya memboyong ibumu ke Padangpanjang ini untuk mencari udara segar di kaki tiga gunung. Gunung Merapi, Singgalang dan Tandikat.

Kami ingin menikmati segarnya air bening dari kaki gunung Merapi yang sehat, pemandangan hijau yang menghampar dari tiga gunung dan deretan bukit barisan. Hidup berkomunitas dengan masyarakat yang ramah dan mengabdikan ilmu di pesantren tempat Abuya belajar dulu. Sambil mengenang memory indah di masa jadi santri dulu. Disisihkan juga waktu untuk mengajar masyarakat sekitar kita. Sekali-kali Abuya pulang ke kampung nenekmu untuk mengajar di masjid di belakang rumah nenek.

Sekarang Abuya sudah tua, tidak sanggup lagi berbuat apa-apa. Tulang-tulang Abuya sudah rapuh, kulit sudah keriput, pandangan Abuya tidak kuat lagi, pendengaran Abuya sudah lemah sekali Nak. Uban sudah memenuhi kepala Abuya. Begitu cepat waktu berlalu. Benar kata guru kami dulu, "ketika uban-uban sudah memenuhi kepala, kita seirng berucap; seandainya waktu muda bisa kembali?!" Tapi itu tidak mungkin ananda!.

Saat ini Abuya hanya bisa banyak duduk dirumah, mengajari kalian kitab-kitab Abuya yang memenuhi rak buku. Buku-buku yang abuya beli sewaktu jadi mahasiwa. Setiap pagi setelah shalat subuh dan berzikir, Abuya hanya menghafalkan Al Qur`an untukmu dan saudara-saudarmu, Nak. Abuya mengenalkan Allah dan Rasul Nya, mengajarkan ilmu bahasa arab sedikit demi sedikit, membacakan sejarah, dan bercerita tentang hidup, agar engkau ada bekal dalam menapaki kehidupan sepeninggal kami nanti Nak.

Di usiamu yang masih 12 tahun, minggu depan engkau sudah khatam sepuluh kali memperdengarkan hafalan Al Qur`anmu, Nak. Alhamdulillah, Abuya bangga dengan mu, Nak! Sekarang engkau sudah beranjak dewasa nak. Abuya ingin menyampaikan prinsip hidup yang Abuya dan Ummimu pegang erat sejak dulu. Setelah Abuya sampaikan, Hafalkanlah Nak! Mudah-mudahan apa yang Abuya diktekan pagi ini berguna dalam hidupmu Nak. Nanti engkau juga bisa meminta catatannya kepada ummi.

Prinsip pertama
Abuya melihat semua manusia memiliki kekasih yang dicintai dan selalu dirindui. Tak jarang kekasih itu mengawaninya sampai kematian menjemput. Sebagian lagi hanya menemaninya sampai ke liang kubur. Semuanya kembali meninggalkannya sendirian, tidak seorangpun masuk bersamanya menuju kubur. Kemudian Abuya berpikir dan Abuya berkata kepada diriku ternyata kekasih terbaik itu adalah kekasih yang akan menemani sampai ke liang kubur, bisa menghiburnya disana. Tahukah engkau, bahwa Abuya tidak mendapatkannya selain "amal shalih". Maka Abuya jadikan amal shalih itu sebagai kekasih Abuya, agar menjadi lentera bagi Abuya di dalam kegelapan kubur dan menjadi kawan yang tidak pernah lagi meninggalkan Abuya sendirian

Prinsip Kedua
Abuya melihat orang-orang lebih cendrung mengikuti hawa nafsu mereka dan mereka berlomba-lomba memenuhi keinginan nafsu mereka. Abuya renungi firman Allah
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).
(al Nazi`at: 40-41)

Maka Abuya yakin Al Qur`an itu haq dan benar, kemudian Abuya lebih memilih untuk tidak mengikutinya dan Abuya maksimalkan hanya bermujahadah melawan nafsu. Abuya tidak mengikuti kenikmatan hawa nafsu, sehingga nafsu Abuya menjadi ridha untuk taat kepada Allah dan patuh kepada Allah.

Prinsip Ketiga
Abuya melihat semua orang lebih mengejar berbagai macam kesenangan duniawi, kemudian mereka menggenggam erat di tangan mereka. Abuya merenungi firman Allah
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (An Nahal: 96)
Maka Abuya serahkan segala yang Abuya hasilkan dari dunia ini untuk mencari ridha Allah. Abuya bagi-bagikan semua yang Abuya punya untuk para fakir miskin, agar menjadi tabungan Abuya untuk bertemu dengan Allah.

Prinsip Keempat
Abuya melihat sebagian manusia mengira bahwa kemuliaan dan kebanggaan itu ada pada banyaknya kaum dan kerabat, namun mereka tertipu olehnya.
Sebagian lain mengira bahwa kemuliaan dan kebanggaan itu ada pada pengambilan harta orang lain dengan curang, menzhalimi mereka, dan menyebabkan pertumpahan darah.
Sebagian lain meyakini bahwa kemuliaan dan kebanggaan itu ada pada penghambur-hamburan harta dan berfoya-foya.
Kemudian Abuya renungi firman Allah
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu (Al Hujurat 13)
Kemudian Abuya memilih Taqwa dan Abuya yakin bahwa Al Quran adalah haq dan benar, sementara perkiraan, sangkaan, dan keyakinan mereka adalah bathil dan semuanya akan hilang tanpa bekas

Prinsip Kelima
Abuya lihat orang-orang saling mencela satu dan yang lainnya, dan mereka saling menggunjing. Abuya tahu ternyata penyebabnya adalah karena hasad terhadap harta, kekuasaan dan kelimuan. Kemudian Abuya renungi firman Allah
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, (al Zukhruf: 32)
Maka Abuya tahu bahwa pembagian semua itu bersumber dari Allah sejak azali, sehingganya Abuya tidak hasad kepada siapapun dan Abuya ridha dengan segala pembagian dari Allah

Prinsip Keenam
Abuya lihat manusia saling memusuhi satu dan yang lain diantara mereka, karena tujuan dan sebab tertentu. Kemudian Abuya renungi firman Allah
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu)…(Fathir: 6)
Maka Abuya pun mengetahui bahwa tidak boleh memusuhi siapapun, selain syaithan

Prinsip Ketujuh
Abuya melihat setiap orang berusaha dengan sangat sungguh-sungguh untuk mendapatkan makanan pokok dan untuk penghidupan mereka. Tidak jarang mereka jatuh kepada syubuhat, bahkan mengkonsumsi haram. Mereka berupaya mati-matian dan mengorbankan harga diri mereka. Kemudian Abuya renungi firman Allah:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, (Hud:6)
Maka Abuyapun tahu bahwa rizki Abuya Allah yang menentukan dan Allah telah menjaminnya. Maka Abuya lebih menyibukkan diri untuk beribadah kepada Nya dan Abuya membuang segala ketamakan kepada selain Allah.

Prinsip Kedelapan
Abuya melihat setiap orang bergantung kepada mahkhluq Allah. Ada yang bergantung kepada Dinar dan deposito mereka, ada lagi yang meyakini kekayaan dan kekuasaan sebagai penyelamat, ada yang mengandalkan profesi mereka, dan ada lagi yang menyandarkan kepada makhluk yang tidak berbeda dengan dirinya. Kemudian Abuya merenungi firman Allah
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (al Thalaq: 3)
Kemudian Abuya bertawakkal kepada Allah, karena hanya kepada Nya Abuya mengadu dan Abuya serahkan segala urusan Abuya kepadaNya.

Sambil memelukku, Abuya berucap lirih, nyaris tidak terdengar. Hanya ini prinsip yang Abuya ikrarkan bersama ummimu dulu, semoga berguna Nak!

Abuya (mesir)= Abi

sumber : alnof dot multiply dot com
Share this on your favourite network

0 comments:

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS